Idulfitri untuk semua

Kayaknya hampir sebulan saya nggak posting tulisan di sini karena ya bulan pwasa, sodara-sodara. Eh, punjul ding. Sasi poso ki gur tak nggo alesan males-malesan kayak e. sedih akutu 😦

Wes, hop. Saiki saya mau cerita tentang kebiasaan yang ada di lingkungan saya ketika hari raya Idulfitri. Yang paling umum dan dilakukan di seluruh pelosok negri ini adalah saling mengunjungi, bersilaturahmi, member hantaran, dan member uang. Khusus yang terakhir itu biasanya ke yang lebih kecil, nganu, yang sudah bekerja ke ponakan atau adik yang belum bekerja atau ya yang kepernah lebih muda. Gitulah. Angpau lebaran wes gampangane.

Nek ini saya mau cerita sek babagan saling berkunjung atau silaturahmi. Kegiatan ini umum dilakukan setelah salat ied. Dilakukan oleh yang muda kepada yang tua, atau kepernah tua. Silaturahmi sekaligus saling bermaaf-maaf an. Tidak jarang juga sekalian membawa hantaran. Nek di lingkungan saya sudah jarang berkurang karena setelah salat ied langsung sekalian sawalan di mesjid, jadi ya le menghaturkan maaf-maaf an ya di mesjid itu sekalian.

IMG_20180617_171329

Jika ada yang mengira kegiatan saling mengunjungi dan bermaafan di saat lebaran itu adalah kebiasaan umat muslim, saya berani mengatakan bahwa itu tidak benar. Kegiatan ini di lingkungan saya banyak sekali dilakukan dan tidak melulu oleh umat muslim. Nek menurut saya, malah kegiatan ini itu ya semacam adat masyarakat di saat lebaran. Ndilalahe wae pas bakdan. Eh, pie to iki ceritane? Kog aku dadi bingung dewe. Ya intine, sek moro ujung ki ora gur sek muslim.

Beberapa kerabat, handi taulan, dan kawan mengunjungi sanak saudara atau kerabat yang lain meskipun bukan muslim. Perilaku tersebut ya baik nek menurut saya. Bahkan, ada kerabat saya yang katolik mengunjungi yang katolik saat lebaran untuk saling meminta maaf.

Saya ada beberapa kerabat yang katolik dan mereka dengan sangat baiknya berkunjung ke rumah untuk ujung (datang, meminta maaf, bersilaturahmi). Pada saat itu, selain kegiatan bermaafan tentu saja ada kegiatan makan-makan dan rasan-rasan. Nah, kegiatan rasan-rasan ini yang terkadang membuat perbincangan menjadi seru dan seakan sesok-seok kudu dibaleni meneh le moro. Haha.

Btw2, mumpung masih bulan sawal. Sekiranya saya dalam bercerita atau berpendapat sering menyinggung njenengan, saya mohon dimaafkan. Matur nuwun 😀

Leave a comment