Dilan 1991; B aja

Sudah berapa ama hiatus ndak nulis , Dek? Sue pokmen. Haha.

IMG_20190305_151749

Akhirnya nulis lagi karena ndilalah e ada yang ngejaki nonton. Kog yo ndilalah Dilan sek ditonton. Oke. Kepie rasane nonton Dilan sek 1991 iki? Jawapan saya adalah B aja alias biasa aja. Saya memang tidak memasang harapan yang tinggi. Ya pokoknya nonton untuk senang-senang saja.

Lima menit pertama alurnya lambat sekali, mungkin karena semacam ingin mengajak penonton untuk mengingat lagi beberapa adegan di film Dilan yang sebelumnya. Saya maklum. Kemudian menjadi sedikit berlari dan ternyata endingnya kog ya gur ngonoo wae. Haha

Sampai akhir film saya masih membatin, “Uwis ki? Ngonoo wae?”. Kemudian, “Oh, oke”. Jebulane ada film lanjutan dengan tajuk Milea sodara-sodara. Ya wes, kita tunggu saja. Apa yang paling diingat dari film ini kemarin untuk saya adalah, bahwa Milea cita-cita nya jadi pilot sedangkan Dilan adalah menikah dengan Milea.

Itu saja? Enggak. Ada kisah bahwa Dilan ini sukanya bikin ribut tapi sebenernya dia ini penyayang. Saya beberapa kali kembali mengingat masa SMA saya. Aku ndisik SMA pacaran kaya Dilan-Milea atau enggak. Jawapannya jelas enggak. Itu anak dua dekat sama keluarga dan ndilalah e kog ya keluargane tidak bermasalah kalau anaknya pacaran. Ya tiap keluarga memang lain-lain kog ya treatmentnya. Jadi ya sehingga.

Apa lagi yang melekat di ingatan? Dedek Iqbal tetap WOW dengan tatapan teduhnya yang memporak-porandakan hati. Haduuh, ini saya sampai ambyar atine. Itu mata nan sayu kenapa mencuri pandang sekali.

Adakah lagi? Enggak. Udah itu aja. Haha. Eh, setelah saya nonton kebetulan barengan sama teman SMP. Dia kemudian bilang, “ Ya, kabeh ki nek dudu jodone ya”. Ya pie juga jan e. kalau sudah tidak jodoh, ya semua ada saja yang bikin pisah. Tapi kalau sudah jodoh dan rejekinya,dia tahu kemana mencari kita. Gitu kan, ya?

Saya tidak begitu bagaimana sebenernya, kalau bisa nonton Milea ya syukur. Kalaupun tidak, ya tidak apa.

Dah! Segitu dulu ceritanya.

Leave a comment